Fenomena
Kelahiran Sistem Operasi Android :
Kombinasi
Visi, Ambisi, dan Kejelian Melihat Peluang Bisnis dari Seorang CEO
Oleh : A. Muditomo
Praktisi Perbankan BUMN
Android
adalah fenomena baru perkembangan teknologi smartphone
di dunia saat ini. Lima tahun yang lalu orang mengenal istilah “android”
sebagai sosok robot berujud manusia, namun sejak Google Inc. pada November 2007
mengumumkan lahirnya sebuah sistem operasi perangkat mobile phone yang mereka
kembangkan, kini kata Android melekat pada nama sistem operasi milik Google
tersebut (Android: Sistem Operasi Penuh
Ambisi, Ferdi Ferdiyanto, Majalah Handphone, Agustus 2010). Mengutip berita
pada web www.liputan6.com (Android akan Jadi Smartphone Terpopuler,
Aribowo Suptayogi, 15 Oktober 2010), disebutkan bahwa “Setengah miliar orang
akan menggunakan sistem operasi Android pada 2015, menurut analis Inforna.
Perusahaan itu juga mengatakan akan ada lebih dari satu miliar langganan ponsel
pintar pada 2013”, ini bukan lagi eksperimen dari seorang yang idealis tetapi
sudah menjadi bisnis yang sangat besar.
Fenomena
perkembangan Android ini dapat dijadikan studi kasus inovasi teknologi dan
bisnis yang sangat baik. Baik dari sudut pandang pemimpin yang visioner,
besarnya ambisi seorang leader, ataupun kejelian menangkap peluang masa depan
dengan tanpa mengesampingkan aspek profit
feasibility. Visi top manajemen google
untuk mengakuisisi sebuah perusahaan pengembang software kecil dan pilihan
untuk menjadikan sistem operasi yang dikembangkan menjadi berbasis open source adalah sebuah visi jangka
panjang yang bahkan diluar perkiraan pengamat dan pesaing.
Tulisan ini
akan mengulas secara singkat mengenai perkembangan Android dari sudut pandang
kualitas kepemimpinan manajemen Google, dalam hal ini adalah kualitas CEO
Google, dalam menerjamahkan vsi, ambisi dan kejelian melihat peluang bisnis
masa depan melalui pengembangan sistem operasi Android tersebut.
Sejarah
Singkat Sistem Operasi Android(1)(2)
Sistem
operasi Android sebenarnya tidak begitu saja menjadi besar dalam waktu singkat,
Android adalah penerjemahan visi dan ambisi Google Inc. yang ingin membuat
proyek besar free cloud computing.
Dalam perjalanannya Google Inc. tidak berjalan sendiri, dukungan kuat dari
banyak pihak termasuk vendor-vendor mobile
phone telah membuat sistem operasi Android menjadi kekuatan baru sistem
operasi mobile phone.
Sejarah
Android dimulai pada bulan Juli 2005, saat Google Inc. mengakuisisi Android
Inc., sebuah perusahaan software kecil berbasis di Palo Alto, California,
Amerika Serikat yang baru berdiri. Orang-orang yang berkompeten, termasuk
co-founder dan ex CEO Android serta Danger Inc. yaitu Andy Rubin, Rich Miner –
co-founder Wild Communication, Nick Sears – ex VP di T-Mobile dan Chris Withe -
ex kepala divisi pengembangan desain dan tampilan antar muka WebTV, direkrut
untuk menjadi tim inti proyek pengembangan Android.
Andy Rubin
sendiri ditunjuk menjadi pemimpin Tim ini dan langsung memimpin tim untuk
mengembangkan sistem operasi mobile phone
yang berbasis kernel Linux. Dibarengi dengan keterlibatan
beberapa vendor mobile phone dan
perangkat digital, serta agresivitas Google dalam menyiapkan sederet perangkat
dan aplikasi untuk melengkapi platform
yang sedang dikembangkan, menguatkan rumor yang muncul pada masa itu bahwa
Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler/mobile bermerek Google.
Bahkan dimulai dari pemberitaan BBC dan The Wall Street Journal, media segera
memberitakan rumor bahwa Google telah menentukan spesifikasi teknis yang
menjadi dasar prototipe bagi produsen ponsel dan operator jaringan.
Pada bulan
September 2007, InformationWeek
memberitakan sebuah studi dari Evalueserve
yang melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa paten aplikasi di bidang
telepon seluler. Namun pada 5 November 2007 semua spekulasi tentang Google
Phone berakhir. Pada hari itu Google Inc. dan Open Handset Alliance (yang saat itu beranggotakan 78 perusahaan
softeware, hardware, dan operator seluler), melalui Eric Schmidt – CEO Google
Inc., mengumumkan kelahiran Android sebagai sebuah sistem operasi mobile phone berbasis kernel Linux.
Langkah
strategis berikutnya yang ditempuh Google adalah dengan menetapkan sistem
operasi Android sebagai open source
software pada 21 Oktober 2008 dengan membuka seluruh source code sistem operasi Android.
Integrasi
Kerjaan Bisnis Google dan OS-Android : Strategic Business Decision Yang
Brilliant
Dibalik kekuatan bisnis Google Inc. yang sudah tidak
diragukan lagi secara financial mampu mengembangkan dirinya secara organic
ataupun un-organik pada sektor apapun, keputusan mengakuisisi sekaligus
mengembangkan sistem operasi Android adalah keputusan strategi bisnis yang
sangat brilliant.
Google Inc.
yang telah menguasai banyak hal terkait dunia internet seperti Google Search, Google Mail, Google Talk,
Google Maps, dan Youtube
bermaksud memperluas bisnisnya pada pasar mobile
phone dengan mengintegrasikan seluruh layanan Google diatas dalam sistem
operasi Android. Inilah yang kemudian disebut sebagai Google Mobile Services. Cukup dengan single account Google, pengguna dapat menikmati seluruh layanan
tersebut melalui perangkat berbasis Android.
Aplikasi Android Market adalah hal istimewa
lainnya di sistem operasi Android. Android
Market merupakan online store yang menyediakan konten aplikasi, wallpaper, game, dan ringtone
bagi mobile phone dengan sistem
operasi Android. Penerapan lisensi open
surce dan terbukanya source code
Android bagi publik membuat Android
Market terus berkembang seakan tanpa batas. Ini yang membedakan sistem
operasi Android dengan sistem operasi mobile
phone lain yang telah ada, seperti Symbian,
Windows Mobile, Palm OS, Blackberry OS
dan Apple untuk iPhone-nya.
Kecerdasan
dan visioner-nya CEO Google saat mengambil keputusan untuk mengembangkan
Android dan menetapkannya sebagai open
source software membuat pada Android, cakupan pengembangan menjadi tidak
terbatas. Sementara handset berbasis
sistem operasi lain berkembang terbatas dari tahun ke tahun, handset berbasis Android berkembang
sangat cepat dari entry level handset
sampai seri papan atas. Awal tahun 2010, Google mengumumkan 60 ribu handset Android terjual setiap hari di
seluruh dunia dan melalui Eric Schmidt dalam wawancaranya dengan The Guardian angka tersebut telah
menjadi 160 ribu pada Juni 2010 dan 200 ribu pada 4 Agustus 2010.(3)
Kini hanya
dalam waktu 3 tahun setelah diperkenalkan secara terbuka kepada publik, visi
dan ambisi CEO Google terbukti, Android telah menjelma menjadi platform sistem operasi mobile phone yang paling populer untuk smartphone. Market share Android secara spetakuler terus bertumbuh dari 2.8%
pada Q2-2009 dan 3.5% pada Q3-2009 (survey oleh perusahaan riset Canalys), kemudian ComScore pada Juli 2010 mengumumkan bahwa Android telah merebut
13.0% pangsa pasar platform smartphone.
Bahkan khusus untuk penjualan smartphone di US, Android telah merebut 28%
pangsa pasar (survey oleh NPD Group)
pada posisi ke-2 dibawah Apple iOS.
Pembelajaran
Penting : CEO adalah FUNGSI bukan POSISI !!!(4)
Sebagaimana
dinyatakan oleh Korsak Chairasmisak (Oriental CEO, DMG Books, 2003), terdapat 3
tipe pengusaha yaitu:
1. Pemburu adalah
orang yang memiliki kekuatan rasa yang luar biasa, yang selalu bisa mencium
peluang baru. Seorang pemburu akan bergaul dengan orang-orang berkedudukan
tinggi, suka bersosialisasi karena hal itu akan memberinya kesempatan untuk
mempelajari proyek baru sebelum orang lain, serta akan selalu berupaya menjalin
hubungan dengan para pengambil keputusan agar bisa merebut proyek yang
diinginkan untuk dirinya sendiri.
Contoh
perilaku Pemburu adalah sebagai berikut: Seorang pemburu menangkap rusa,
memanggangnya, kemudian menyantapnya hingga kenyang, menyisihkan sisanya dan
mulai mencari hewan lain untuk diburu. Sisa daging yang masih baik dengan cepat
menjadi busuk atau dimakan oleh sekelompok burung pemakan bangkai.
2. Penjudi adalah
orang yang siap mengambil resiko tinggi jika imbalannya tepat. Dia selalu
memegang dompet yang terbuka, siap memberi uang jaminan untuk produk atau
bisnis yang sama sekali tidak dikenalnya, hanya karena meramalkan keuntungan
dengan mudah. Dengan kata lain sosok ini adalah seorang “spekulan” yang banyak
ditemui di bursa saham di seluruh dunia.
Contoh
perilaku Penjudi ini adalah saat ia melihat seseorang telah menangkap seekor
rusa, otaknya mulai bekerja lebih lama dan mencapai kesimpulan bahwa menjual
daging rusa ke kota akan menguntungkan karena orang kota tidak punya terlalu
banyak kesempatan untuk merasakan daging rusa. Ia kemudian membeli daging
tersebut tanpa memperhatikan adanya undang-undang yang melarang penjualan hewan
liar. Pada akhirnya ia tidak bisa menjual daging tersebut dan harus menerima
kenyataan bahwa “modalnya hilang, sementara keuntungannya nol”.
3. CEO adalah
orang yang memiliki pengetahuan yang sesungguhnya dan mendalam mengenai
pekerjaannya, dengan jari yang diletakkan diatas urat nadi bisnis yang
dikelolanya. Ia menyatu dengan para eksekutif dan karyawan lain di
perusahaannya, memerhatikan hati dan pikiran dari orang-orang berada dibawah
komandonya dan memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan organisasinya menuju
kesuksesan, yang berarti membangun bukan saja perusahaan penghasil keuntungan
tertinggi namun juga sebuah institusi yang bernilai besar bagi masyarakat.
Dalam contoh
kasus tentang rusa diatas, perilaku seorang CEO yang baik adalah ia akan secara
sistematis menyusun sebuah rencana agar tanduk dan kulit rusa tersebut dipotong
secara terpisah dan dijual sebagai asesoris atau barang mewah, sedangkan daging
sisa akan diasap dan dikeringkan agar bisa disimpan atau dijual kembali di masa
yang akan dating.
Sebagian
besar pengusaha atau pelaku usaha memiliki kecenderungan berinsting pemburu,
sehingga dalam menjalankan organisasi bisnisnya, pemegang saham atau pemilik
modal harus mempekerjakan CEO Profesional untuk mengelola perusahaan mereka.
Kombinasi dan sinergi antara “pemburu” dan “CEO” ini selalu diperlukan untuk
membangun organisasi atau institusi yang kokoh.
Dari
ilustrasi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan sederhana bahwa CEO bukanlah
jabatan atau posisi seseorang dalam organisasi, institusi, atau perusahaan,
tetapi lebih pada bagaimana seseorang tersebut menjalankan fungsinya dalam
membawa organisasi tersebut menjadi lebih baik. Seorang CEO yang baik kurang
lebih memiliki fungsi-fungsi sebagaimana Tabel 1. berikut ini, dimana pada
gambar tersebut juga diilustrasikan peran CEO Google dalam mengambil keputusan
strategic pengambilalihan dan pengembangan sistem operasi Android.
Tabel 1.
Fungsi CEO dalam Fenomena Kelahiran Sistem Operasi Android
Merencanakan Strategi
|
Mampu memformulasikan strategi-strategi yang akan
membuat bisnisnya terus berjalan dan bisa dikembangkan
|
Keputusan mengakuisisi perusahaan kecil pengembang
OS Android dan memposisikan sebagai open
source dengan menggandeng aliansi besar (Open Handset Alliance) adalah
visi brilliant CEO Google dalam mengembangkan bisnisnya
|
Membangun Budaya Internal Organisasi
|
Mampu menjalankan peranan sebagai seorang manajer
sumber daya manusia. Karena jiwa yang sesungguhnya dari perusahaan adalah
"manusia" bukan komputer atau meja kerja
|
Kejelian dalam memilih orang-orang terbaik yang
kompeten untuk mengelola Proyek besar Android (Andy Rubin - co-founder dan ex
CEO Android (dan Danger Inc.), Rich Miner - co founder wild communication,
Nick Sears – ex VP di T-Mobile) dan Chris Withe - ex kepala divisi
pengembangan desain dan tampilan antar muka WebTV) adalah bukti peran CEO
Google sebagai manajer SDM yang handal
|
Mengawasi Aspek Disiplin
|
Mampu mendorong rekonsiliasi atau membuat keputusan
dengan jujur dan adil, juga harus bijaksana terhadap perasaan semua personel,
kebahagiaan dan ketidaksenangan serta konflik diantaranya
|
Kematangan seorang CEO Google terlihat dengan tetap
mempertahankan Andy Rubin sebagai co-founder Android untuk memimpin tim
pengembangan Android dan keterbukaan menerima banyak masukan tentang sistem
operasi perangkat mobile phone
|
Menjadi Seorang Ahli Hubungan Masyarakat
|
Mampu menentukan citra perusahaan di mata publik
dengan tujuan agar perusahaan diterima dan memperoleh dukungan publik untuk
semua aspek bisnis perusahaan
|
Langkah brilliant lain yang menunjukkan kemampuan
CEO terbaik dilakukan CEO Google dengan menginisiasi keterlibatan Open
Handset Alliance dalam pengembangan Android, sekaligus membuat keputusan
populer dengan membuka source code system operasi Android
|
Berfungsi Seperti Konduktor Orkestra
|
Mampu mengenali seluruh perubahan perilaku setiap
anggota organisasi, agar bisa menggunakan informasi tersebut untuk
merestrukturisasi organisasi atau personelnya
|
Pola pikir luas dan terpadu, dengan mengintegrasikan
layanan Google lain (Google Search, Google Mail, Google Talk, Google Maps,
dan Youtube) menunjukkan bahwa CEO Google adalah seorang konduktor yang
sangat handal. Harmonisasi “irama” bisnis Google Inc. tidak terganggu atas
pengembangan Android, bahkan makin kuat dan besar.
|
Memiliki Pikiran Seorang Akuntan
|
Mampu menggunakan kemampuan pikirnya sebagai akuntan
untuk menilai secara sistematis posisi perusahaan dan mengelompokkan
aset-aset perusahaan secara tepat
|
Keputusan
mengakuisisi perusahaan kecil, mengembangkan sistem operasi dan
mengintegrasikan kepada layanan Google Inc. adalah bukti bahwa CEO Google
mampu melihat potensi posisi perusahaannya dan sekaligus mampu
melipatgandakan kemampuan asetnya secara tepat
|
Menjadi Seorang Instruktur
|
Mampu memberikan instruksi, bukan hanya mampu
memberikan perintah
|
Kemampuan ini terlihat dari keterlibatan langsung
sang CEO dalam memilih orang-orang terbaik dan memberikan arahan jangka
panjang yang visioner yang bahkan sebelumnya diluar prakiraan pesaing dan pengamat
yang hanya memperkirakan bahwa Google hanya akan membuat handset, padahal ternyata yang dibuat adalah platform mobile services
|
Dari
pembelajaran penting dari fenomena kelahiran sistem operasi Android diatas,
sekiranya para pelaku bisnis dalam setiap lini dapat melihat bahwa CEO
adalah suatu fungsi dan bukan suatu posisi atau jabatan, sehingga dalam
kapasitas posisi dan jabatannya, siapapun dapat menjalankan fungsi CEO ini
dengan bijak dan cerdas.
Sebuah
Google yang pada awal penciptaannya “hanyalah” mesin pencari di dunia maya,
pada akhirnya dapat menjadi kerajaan bisnis berbasis internet yang menjelajah
ke segenap lini kehidupan manusia. Dan itu semua karena sosok manajemen Google
yang benar-benar menjalankan fungsi sebagai CEO dengan baik dan cerdas.
Selanjutnya
siapkah Anda menjadi seorang CEO ? atau dengan kata lain siapkah leader pada organisasi Anda menjadi CEO
yang bekerja dengan hati, baik, dan cerdas. Hanya waktu dan hasil nyata yang
dapat membuktikan hal itu, dan akhirnya Anda sebagai bawahan dapat menjawab
pertanyaan mendasar: “Apakah organisasi Anda dipimpin oleh seorang
CEO atau “hanya” dipimpin oleh seorang atasan belaka?”.
Daftar Pustaka
1. Android: Sistem Operasi Penuh Ambisi, Ferdi Ferdiyanto, Majalah
Handphone, Agustus 2010
2. Android di antara OS lain: Peta
Persaingan Sistem Operasi, Lucky
Sebastian, Majalah Handphone, Agustus 2010
3. Android Operating System; Wikipedia, the free encyclopedia
4. Oriental CEO, Korsak Chairasmisak, DMG Books,
Direct Media Group (Thailand) Co. Ltd., 2003